Kegagalan adalah saat
kita menginginkan sesuatu, atau mentargetkan suatu hal dan tidak tercapai. Bisa
juga dianggap sebuah rencana yang terpotong ditengah jalan dan membuat rencana
tersebut tidak berjalan sesuai dengan keinginan anda.
Akan tetapi sebenarnya,
kegagalan itu tidak ada, yang ada adalah keinginan anda yang belum tercapai.
Namun, kata 'gagal' adalah momok yang mengerikan bagi semua orang di dunia ini.
Takut gagal dalam ujian, gagal dalam bisnis, gagal dalam mencapai cita-cita,
gagal dalam sebuah kisah cinta, dan lain sebagainya. Hal tersebut adalah wajar,
karena kegagalan adalah sebuah pacuan untuk kita agar menjadi lebih baik, dan
melatih mental kita agar semakin kuat.( ingin tahu soal perguruan tinggi ilmu komputer berbasis bisnis? atau cara berbisnis? kunjungi amikom.ac.id )
Gagal Adalah Kesuksesan
yang Tertunda
Gagal,
adalah sebuah kata yang menjadi momok bagi manusia. Sebuah kegagalan bisa
membuat seseorang kesulitan dalam menjalani kehidupan setelah kegagalan.
Kegagalan merupakan hal yang wajar, karena setiap orang di dunia ini
mengalaminya. Setiap orang memiliki cerita kegagalannya masing-masing, dan
memiliki solusi untuk kegagalan tersebut. Akan tetapi, setiap orang
mengatasinya dengan cara yang berbeda. Ada yang menjadikan kegagalan tersebut
menjadi sebuah pecutan untuk menjadikan kehidupannya semakin baik, tapi ada
pula yang terpuruk pada kegagalan tersebut. Bagaimana cara menyikapinya?
Strategi Menghadapi
Kegagalan.
Cara
awal yang terbaik adalah menyikapi kegagalan tersebut sebagai pelajaran. Dalam
buku Unlimited Power dari Anthony Robbins dikatakan bahwa sebagian besar orang
dalam kebudayaan kita diprogramkan untuk takut pada kegagalan. Kita semua
pernah gagal, tetapi kata “hasil” yangsebenarnya digunakan oleh orang-orang
yang sukses. Sukses kita bukanlah orang yang tidak pernah gagal, akan tetapi
orang yang menjadikan kegagalan tersebut sebagai pelajaran. Mereka menggunakan
kegagalan sebagai pelajaran dan mempelajarinya untuk mencoba sesuatu yang lain
dan membuahkan hasil-hasil yang baru.
Belajar
Dari Kegagalan.
Sebuah
kegagalan atau ketidakberhasilan dalam suatu hal selalu dapat dijadikan
pelajaran oleh kita. Terkadang sebuah kegagalan kita definisikan sebagai
ketidakmampuan kita akan suatu hal, dan anggapan ini adalah anggapan yang
salah. Dengan anggapan ketidakmampuan akan menurunkan semangat kita dan
akhirnya kegagalan tersebut membuat kita terpuruk. Pada saat kita masih kecil,
kita tidak mengenal konsep 'gagal' oleh sebab itu kita dapat dengan bertahap
merangkak, berjalan, berbicara, menulis dan belajar hal yang lain. Sekalipun
kita mengalami kegagalan, kita akan terus berusaha sampai bisa berjalan,
berbicara, menulis dan lainnya. Dalam dunia sebenarnya, kita juga dapat meniru
sikap kita saat masih kecuil, pantang menyarah dan tidak mengenal kata 'gagal'.
(Michael Dell dan Compaq)
Sebagai
contoh, pada tahun 1993, Compaq menjadi pemimpin pasar penjualan PC melakukan
pemotongan harga untuk menyaingi Dell. Dell Computer mengalami kerugian yang
besar dalam 6 bulan pertama hingga menyebabkan perusahaan Dell hampir bangkrut.
Michael Dell, pemilik perusahaan tersebut belajar dari kegagalan ini dengan
cara merubah hal yang sangat mendasar dari proses bisnisnya yang disebut
rekayasa ulang dalam bisnis dengan mengenalkan E-Commerce. Dalam 2 tahun saham
Dell naik 2000%, Dell mendapatkan 1,7 juta dollar per hari l;ewat situs
E-Commerce tersebut. Akhirnya, Dell dapat bersaing dengan perusahaan kelas
dunia seperti IBM, Compaq, HP, dan lainnya. Pada akhirnya, Dell menjadi penjual
PC terbesar di dunia.
Contoh
lainnya, kita dapat belajar dari Abraham Lincoln. Abraham Lincoln tumbuh di
daerah yang sulit dan harus berhenti dari sekolah ketika ia baru menguasai 26
huruf dan 10 angka. Saat Abraham mengalami kegagalan di umur 5 tahun dan
menangis, sang ayah berkata “ janganlah menangis nak, kita akan mengerjakannya
lagi. Jangan pedulikan kesulitan apapun kita tidak boleh menyerah. Kita harus
berusaha hingga berhasil”. Untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, Abraham Lincoln
pernah bekerja menjadi tukang potong rel kereta api, pengemudi kapal laut,
penjaga toko, pengantar pos, dan juru ukur sebelum akhirnya menjadi pengacara.
(Abraham
Lincoln)
Anda pernah mengalami
kegagalan? Berapa banyak? Pernahkah terpikir oleh anda bahwa kegagalan anda
sebenarnya adalah proses alami menuju kesuksesan? Coba bandingkan kegagalan
anda dengan apa yang dialami Abraham
Lincoln (Pesiden Amerika Serikat
ke-16) semasa hidupnya;
- Tahun 1831 kebangkrutan dalam usahanya
- Tahun 1832 kalah dalam pemilihan lokal
- Tahun 1833 kembali menderita kebangkrutan
- Tahun 1835 istrinya meninggal dunia
- Tahun 1836 menderita tekanan mental sedemikian
rupa sehingga hampir saja masuk rumah sakit
- Tahun 1837 kalah dalam kontes pidato
- Tahun 1840 gagal dalam pemilihan anggota senat
Amerika Serikat
- Tahun 1842 menderita kekalahan untuk duduk di
dalam kongres Amerika Serikat
- Tahun 1848 kalah lagi di kongres Amerika
Serikat
- Tahun1855 gagal lagi di senat Amerika
Serikat
- Tahun1856 kalah dalam pemilihan untuk
menduduki kursi wakil presiden Amerika Serikat
- Tahun 1858 kalah lagi di senat
- Tahun 1860 akhirnya berhasil menjadi presiden
Amerika Serikat.
Perbedaan
orang yang sukses dengan orang gagal terletak pada cara menyikapi kegagalan
tersebut. Orang yang gagal begitu jatuh tak akan bangun lagi, sedangkan orang
yang sukses, begitu jatuh maka ia akan bangun lagi. Dengan sikap mental positif, kita dapat menyederhanakan
sebuah kegagalan. Menyederhanakan sebuah masalah yang rumitdapat memotivasi
kita untuk memecahkan masalah tersebut. Jatuh ditimpa kemalangan ibarat badan
yang tertimpa kotoran. Bangkit kembali dan membersihkan diri adalah hal yang
harus kita lakukan. Tidak penting berapa
kali Anda gagal, yang penting adalah berapa kali Anda bangkit menghadapi
kegagalan tersebut.
II.
Sumber Referensi
Suyanto, Muhammad. (2006). 15 CARA MENGUBAH KEGAGALAN MENJADI KESUKSESAN. Yogyakarta :
Penerbit ANDI
Suyanto, Muhammad. (2005). SMART IN LEADERSHIP : BELAJAR KESUKSESAN DARI PEMIMPIN TOP DUNIA.
Yogyakarta : Penerbit ANDI
0 komentar:
Posting Komentar